![]()
Bacaan Alkitab: Galatia 5:22
“Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan.”
Renungan:
Kata pertama yang muncul dalam daftar buah Roh adalah kasih. Dalam bahasa Yunani, kata yang digunakan adalah agapē (ἀγάπη)—bentuk kasih yang tertinggi, kasih yang tidak mementingkan diri sendiri, tidak bersyarat, dan rela berkorban. Agapē adalah kasih yang mengalir dari Allah sendiri, bukan berasal dari kodrat manusia.
Dalam 1 Yohanes 4:8, dikatakan bahwa “Allah adalah kasih.” Ini berarti bahwa kasih bukan sekadar karakteristik Allah, tetapi adalah esensi dari keberadaan-Nya. Maka ketika Paulus menyebut “buah Roh adalah kasih,” itu berarti bahwa hidup yang dipenuhi Roh akan mencerminkan karakter Allah sendiri.
Tanpa kasih, semua bentuk pelayanan, pengorbanan, dan pengetahuan menjadi tidak berarti (1 Kor. 13:1–3). Kasih menjadi dasar semua buah Roh yang lain. Sebagaimana akar menjadi dasar pohon dan buah-buahnya, demikian juga kasih menjadi akar dari sukacita, damai sejahtera, dan kesabaran.
John Stott menulis, “Kasih adalah kebajikan Kristen yang terutama. Tidak hanya karena ia disebutkan pertama, tetapi karena ia membungkus semua kebajikan lainnya.” Kasih bukanlah sekadar perasaan sentimental atau simpati sesaat. Ia menuntut tindakan nyata, kesediaan berkorban, dan keberanian untuk mengasihi bahkan musuh sekalipun (Lukas 6:27).
Ilustrasi:
Seorang nenek bernama Ibu Surti tinggal di perkampungan padat penduduk. Setiap hari, walau hidupnya pas-pasan, ia menyiapkan bubur kacang hijau untuk dibagikan kepada anak-anak jalanan di sekitar rumahnya. Ketika ditanya mengapa ia melakukannya, jawabannya sederhana, “Karena Tuhan Yesus juga sudah lebih dulu mengasihi saya.” Tindakan kasih kecil ini memberi dampak besar, menciptakan suasana penuh damai di lingkungan yang keras.
Aplikasi Praktis:
- Belajarlah mengasihi orang yang sulit dikasihi—kasih sejati tidak selektif. Tantang diri untuk menunjukkan kasih bahkan kepada orang yang menyakitimu.
- Wujudkan kasih dalam tindakan nyata—mulailah dari rumah: mendengarkan dengan sabar, memberi perhatian, atau sekadar hadir bagi mereka yang membutuhkan.
- Mintalah Roh Kudus memenuhi hatimu dengan kasih ilahi—karena kasih seperti ini tidak bisa lahir dari usaha manusia, tetapi dari kuasa Allah.
“Kasih bukan hanya kata-kata, tetapi tindakan nyata yang mengubah dunia.”