Bacaan Alkitab: Kisah Para Rasul 2:1–4. Oleh: Pdt. Em. Yanvantius Tulai, S.Th.
“Ketika tiba hari Pentakosta, semua orang percaya berkumpul di satu tempat. Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah dan mereka semua dipenuhi dengan Roh Kudus.” (Kis. 2:1–4). Latar Belakang Pentakosta dalam Perjanjian Lama Hari Pentakosta berasal dari kata Yunani pentēkostē (πεντηκοστή), yang berarti “hari kelima puluh.” Dalam tradisi Yahudi, Pentakosta dirayakan 50 hari setelah Paskah (Pesakh), dan dikenal sebagai Hari Raya Tujuh Minggu (Shavuot) atau Hari Raya Panen Gandum (Imamat 23:15–21). Ini adalah perayaan syukur atas hasil panen pertama dari gandum, dan secara spiritual dikenang sebagai hari ketika Allah memberikan Taurat kepada Musa di Gunung Sinai.
Menurut Walter C. Kaiser Jr., “Shavuot menandai peralihan dari pembebasan fisik menuju pembentukan kehidupan moral umat Allah melalui Firman.” Dengan demikian, Pentakosta dalam PL menandai identitas umat dan komitmen terhadap hukum Tuhan.
Pentakosta Perjanjian Baru: Pencurahan Roh dan Panen Jiwa.
Dalam Perjanjian Baru, Pentakosta juga terjadi 50 hari setelah Paskah, namun kali ini sesudah kebangkitan Kristus, yang adalah Paskah rohani kita. Pada hari kelima puluh itu, Roh Kudus dicurahkan atas para murid yang berkumpul di Yerusalem, sebagai penggenapan janji Yesus (Kis. 1:8).
Kata “Pentakosta” secara harfiah berarti “hari ke-50”, yaitu 50 hari setelah hari Paskah. Namun secara teologis, hari ini menjadi hari penggenapan janji, kelahiran Gereja, dan permulaan panen jiwa di bawah kuasa Roh Kudus. Inilah momen ketika Allah mencurahkan Roh-Nya atas umat-Nya, menjadikan mereka saksi-saksi-Nya ke seluruh dunia.
Aspek | Pentakosta dalam PL | Pentakosta dalam PB |
---|---|---|
Makna Utama | Hari Raya Panen Gandum | Panen Rohani: 3.000 jiwa bertobat (Kis. 2:41) |
Peristiwa Penting | Pemberian Taurat di Gunung Sinai | Pencurahan Roh Kudus di Yerusalem |
Fungsi Taurat/Roh | Taurat sebagai dasar hidup umat | Roh Kudus sebagai kuasa untuk hidup baru dan bersaksi |
Buah Sulung | Buah sulung gandum dipersembahkan | Buah sulung pekerjaan Roh: pertobatan dan kelahiran gereja |
Kesaksian Teolog | J.I. Packer: “Buah sulung gandum = buah sulung Roh.” | John Stott: “Pentakosta = ulang tahun gereja dan awal misi global.” |
Ilustrasi | Tidak disebutkan | Baling-baling tanpa angin: Gereja tanpa Roh Kudus kehilangan kuasa dan arah |
Relevansi Masa Kini | — | Pentakosta mengingatkan bahwa Gereja sejati digerakkan oleh Roh, bukan hanya program atau struktur |
Peringatan Tokoh Modern | — | Francis Chan (Forgotten God): Gereja modern sering kehilangan kuasa karena mengabaikan Roh Kudus |
Aplikasi | — | Hidup sebagai Gereja yang digerakkan Roh Kudus, bukan hanya sibuk dalam kegiatan |
- Carilah hadirat dan pimpinan Roh Kudus dalam doa, penyembahan, dan pelayanan.
- Bersaksilah dengan keberanian karena kuasa bukan berasal dari diri kita, tetapi dari Roh.
- Hidupkan buah Roh dalam karakter pribadi sebagai kesaksian yang hidup.
- Jadilah bagian dari penuaian jiwa-jiwa dengan setia menjalankan Amanat Agung.
Pentakosta bukan hanya tentang lidah api dan suara angin, melainkan tentang kuasa untuk mengubah hati dan mengutus Gereja. Roh Kudus turun agar Gereja bangkit dan menuai jiwa sampai Kristus datang kembali.