Lompat ke konten

Membangun Keluarga Tangguh: Kuncinya Bukan Hanya Harta, Tapi Tuhan!

Loading

JAKARTA, Indonesia – Di tengah maraknya masalah keluarga seperti perceraian dan anak-anak yang kehilangan arah, firman Tuhan dalam Mazmur 127 memberikan panduan penting. Pdt. Em. Yanvantius Tulai, M.Th dalam khotbahnya di STT Jaffray Jakarta (16/5/2025) menekankan bahwa membangun keluarga yang kuat dan bahagia tidak hanya soal materi, tapi terutama tentang melibatkan Tuhan sebagai fondasi utama.

Tuhan Arsitek Utama Keluarga

Ayat pertama Mazmur 127 dengan jelas menyatakan, “Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya.” Pdt. Tulai menjelaskan bahwa kata “rumah” di sini bukan hanya bangunan fisik, tapi juga keluarga dan keturunan. Raja Salomo, seorang ahli pembangunan yang hebat, menyadari betul bahwa tanpa campur tangan Tuhan, semua usaha manusia akan sia-sia.

“Kita seringkali sibuk membangun rumah mewah, karier cemerlang, dan pendidikan terbaik untuk anak, tapi lupa membangun ‘mezbah keluarga’, doa bersama, dan ketaatan pada firman Tuhan,” ujarnya. Menurutnya, keluarga yang tangguh adalah keluarga yang dibangun oleh Tuhan melalui iman dan kasih setiap hari.

Perlindungan Tuhan Lebih dari Sekadar Keamanan Fisik

Ayat selanjutnya mengingatkan bahwa “Jikalau bukan TUHAN yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga.” Pdt. Tulai menyoroti berbagai ancaman rohani dan moral bagi keluarga zaman sekarang, seperti pornografi dan nilai-nilai yang tidak sesuai dengan firman Tuhan.

Ia memberikan ilustrasi tentang keluarga yang memasang alarm dan CCTV, namun lupa akan perlindungan doa dan kebenaran firman. “Tanpa penjagaan Tuhan yang berasal dari hubungan dekat dengan-Nya, hal-hal buruk bisa masuk ke dalam keluarga kita,” tegasnya.

Anak adalah Karunia Berharga

Mazmur 127 juga menyebutkan bahwa “Sesungguhnya, anak-anak lelaki adalah milik pusaka dari pada TUHAN, dan buah kandungan adalah suatu upah.” Meskipun konteks budaya Yahudi saat itu lebih mengutamakan anak laki-laki, Pdt. Tulai menekankan bahwa inti dari ayat ini adalah anak-anak adalah karunia dari Tuhan, bukan beban.

Di era modern ini, banyak yang menunda atau menolak memiliki anak karena alasan ekonomi atau kebebasan pribadi. Namun, Alkitab justru menyatakan bahwa anak adalah warisan Tuhan yang harus dididik dan diarahkan untuk melayani-Nya. “Jangan hanya mewariskan harta, tapi wariskan iman dan keteladanan,” pesannya.

Penerapan Praktis untuk Keluarga Masa Kini

Pdt. Tulai memberikan beberapa langkah praktis untuk membangun keluarga yang tangguh:

  1. Utamakan Kebutuhan Rohani: Belajar dari teladan Lois dan Eunike yang mewariskan iman kepada Timotius, serta Ayub yang selalu mendoakan anak-anaknya meskipun kaya raya. Jangan sampai kita lebih mengenal tokoh duniawi daripada Kristus.
  2. Tanamkan Iman Sejak Dini: Statistik menunjukkan bahwa usia terbaik untuk menerima Injil adalah masa kanak-kanak. Jangan sampai kesibukan pelayanan membuat kita lupa memberitakan Injil kepada anak-anak sendiri.
  3. Didik Anak Menjadi Ulet dan Tangguh: Generasi muda saat ini rentan terhadap masalah kesehatan mental. Orang tua perlu mendampingi anak-anak agar memiliki mental yang kuat dan semangat juang, tidak mudah menyerah. Ajarkan mereka keluar dari zona nyaman.
  4. Perkuat Relasi dan Cinta Suami-Istri: Jaga keharmonisan hubungan suami-istri dalam segala kondisi. Jangan pelit memberikan apresiasi dan pujian. Belajar dari Kitab Kidung Agung tentang bagaimana suami dan istri saling menghargai.

Pdt. Em. Yanvantius Tulai, M.Th menutup khotbahnya dengan menekankan bahwa Mazmur 127 bukan hanya sekadar puisi, tetapi prinsip ilahi yang penting. Tanpa Tuhan, semua usaha membangun keluarga akan sia-sia. Namun, bersama Tuhan, keluarga akan menjadi kuat dan diberkati, mampu menghadapi segala tantangan zaman.

“Keluarga yang tangguh bukan berarti tanpa masalah, tapi mampu berdiri teguh dalam badai karena dasarnya adalah Tuhan sendiri,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Dukungan untuk Pelayanan

Jika Saudara tergerak untuk mendukung karya Tuhan yang sedang dikerjakan, kami membuka kesempatan bagi Saudara untuk berbagi kasih melalui persembahan kasih. Setiap dukungan yang diberikan akan sangat berarti bagi kelangsungan pelayanan penginjilan dan pembinaan rohani yang kami lakukan.

Terima kasih atas setiap dukungan dan doa yang diberikan. Kiranya Tuhan Yesus memberkati setiap kebaikan hati Saudara dengan limpah anugerah-Nya.

Soli Deo Gloria.

You have been successfully Subscribed! Ops! Something went wrong, please try again.

© 2025 Pdt. Em. Yanvantius Tulai, M.Th. All rights reserved.